Berat Tubuh Jadi Ukuran Harga Obat
Ke-2 orang-tua Azka Arriziq pada awalnya tidak tahu apakah itu sindrom GuillainBarre dengan kata lain Guillain-Barre Syndrome (GBS). Mereka cuma tahu, buah hati mereka yang masihlah berusia empat th. itu awal mulanya terasa kesemutan. Kemudian, keadaan Azka selalu lebih buruk sampai terbaring koma sepanjang tujuh hari di ruangan ICU Tempat tinggal Sakit Azra, Bogor, Jawa Barat. jantung Azka berdetak lemah, demikian halnya keadaan organ badan yang lain, termasuk juga paru-paru yang tidak lagi dapat memompa oksigen. Untuk bertahan hidup, Azka mesti memakai alat bantu pernafasan atau ventilator yang dipantau sepanjang 24 jam. Saat ini Azka terbaring di ruangan perawatan intensif Tempat tinggal Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Yang lebih menyayat hati, Azka tidak sendirian. Ada pula Shafa Azalia berumur enam th., putri Zulkarnain. Tidak sama dengan Azka, telah mulai sejak 17 Oktober 2010, Shafa menderita kelumpuhan akibat GBS. Sebelumnya geser ke RSCM, Shafa pernah terbaring lemah di Tempat tinggal Sakit St Carolus. Sama dengan Azka, Shafa menggantungkan hidupnya pada kekuatan ventilator serta obat-obatan spesial. Tidak cukup hanya penyakit yang terkena anak mereka, orang-tua Azka serta Shafa mesti bertemu dengan cost penyembuhan yang tidak terhitung mahalnya. Pasalnya, GBS cuma mempunyai satu obat yang bernama Gamimune atau Immunne Globulin. Harga satu botol Gamimune ini pada Rp 4 juta serta Rp 5 juta. Menurut Roul Sibarani, Neurologis Tempat tinggal Sakit Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta, pemberian dosis Immune Globulin ini bergantung dari berat tubuh pasien. Dia berikan contoh, sepanjang tujuh hari, cost pemberian Immune Globulin pasien seberat 60 kg (kg) bisa meraih Rp 70 juta. Jadi ada rumus pemberian dosisnya. Makin besar tubuhnya, jadi obat yang didapatkan juga makin banyak, tutur Roul. Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta, mengungkap, dosis pemberian Immune Globulin yaitu 400 miligram (mg) per kg berat tubuh pasien GBS. Sesungguhnya, ada tehnik penyembuhan GBS yang lebih murah, yaitu plasma paresis. Melalui plasma paresis ini, plasma darah pasien GBS bakal dicuci untuk menyingkirkan antigen yang mengakibatkan kerusakan. Cost pencucian darah ini sebesar Rp 50 juta per sekali bersihkan. Cuma, lanjut Roul, tehnik penyembuhan plasma paresis ini menyebabkan banyak komplikasi. Diluar itu, tak semuanya tempat tinggal sakit bisa lakukan plasma paresis ini. Yang di kuatirkan yaitu resikonya dari pencucian ini pada badan pasien, tutur Roul. Diluar itu, dokter neurologis juga sering memberi metil-trednisolon, semacam steroid pada pasien GBS. Cuma, Roul menyatakan, pemberian steroid ini cuma dianjurkan pada pasien GBS dengan keadaan kritis. Tak dianjurkan pada pasien step awal, jelas Roul. (Kontan/Raymond Reynaldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar